IZRAIL VS ANAK ADAM


Ini dialog antara Malaikat Maut (Izrail) dan seorang pendosa yang tersisa secuil masa hidupnya.

Setting: Sebuah kamar yang berantakan, penuh dengan aura kesepian. Laki-laki paruh baya, sebut saja Adam, sedang duduk lesu di tepi tempat tidurnya. Cahaya bulan menyelinap lewat jendela, menerangi debu-debu yang beterbangan. Tiba-tiba, udara menjadi hening yang sangat dalam.

Malaikat Maut (Izrail): (Muncul dalam wujud seorang lelaki berwajah tenang dan penuh wibawa, matanya memancarkan kedalaman abadi) "Adam."

Adam: (Mengejut, kepala berputar cepat. Jiwanya langsung merasakan getaran yang berbeda, sebuah ketenangan yang menakutkan) "Sia... siapa kau? Bagaimana kau bisa masuk?"

Izrail: "Aku adalah tamu yang diutus oleh Yang Memegang Hayatmu. Aku datang bukan untuk menjemput, tetapi untuk mengingatkan."

Adam: (Tubuhnya gemetar, nalurinya tahu siapa yang dihadapi) "Malaikat Maut...? Tapi... aku belum mendengar panggilan. Aku masih kuat!"

Izrail: "Benar. Masa hidupmu di dunia fana ini masih tersisa... satu tahun." (Suaranya lembut namun memotong langsung ke jiwa).

Adam: (Terkekeh getir, rasa takutnya sedikit terlupakan oleh keheranan) "Hanya setahun? Lalu untuk apa kau datang sekarang? Untuk menakut-nakutiku? Untuk membuatku mati ketakutan sebelum waktunya?"

Izrail: "Aku datang karena ada satu hal dalam catatan amalmu yang membuatnya terasa... panjang dan sia-sia. Seperti perjalanan yang hanya berputar di lubang yang sama."

Adam: (Menunduk, rasa malu mulai membara) "Kau bicara tentang... dosa-dosaku. Perbuatan hina itu."

Izrail: "Aku melihat bagaimana kau mengubur cahaya fitrahmu sendiri, Adam. Kau menukar kemuliaan jiwa dengan kepuasan semut yang hanya sesaat. Kau pikir itu kebebasan, padahal itu adalah rantai yang mengikat rohmu ke tanah yang paling rendah."

Adam: (Suaranya parau, hampir berbisik) "Aku tahu. Setiap kali selesai, yang ada hanyalah kekosongan yang lebih dalam dari sebelumnya. Tapi... itu seperti candu. Aku lemah."

Izrail: "Dua belas bulan yang tersisa ini bisa terasa seperti satu malam, jika kau habiskan dengan tidur dan lupa. Atau, ia bisa menjadi usia yang paling bermakna, lebih panjang dan berberkah daripada puluhan tahun yang kau lewati dalam kelalaian."

Adam: "Bagaimana mungkin?"

Izrail: "Dengan satu langkah: Taubat. Bersihkan bekas-bekasnya. Tinggalkan tempat dan pergaulan yang membawamu ke sana. Isi sisa waktumu dengan amal yang akan menyambutmu di alam keabadian, bukan dosa yang akan menghinakanmu di hadapan Sang Maha Raja."

Izrail: (Mendekat satu langkah, pandangannya penuh dengan kesungguhan) "Allah Maha Pengampun. Dia menundukkan aku untuk tidak mencabut nyawa seorang hamba yang sedang bersujud memohon ampunan-Nya dengan penuh penyesalan. Dia lebih mencintai taubat hamba-Nya daripada kegembiraan seorang yang menemukan kembali untanya yang hilang di padang pasir."

Adam: (Air mata mulai menetes, membasahi pipinya yang kusam. Rasanya beban bertahun-tahun itu retak) "Ampun... aku benar-benar menyesal. Apakah taubatku akan diterima, setelah sekotor ini?"

Izrail: "Lautan rahmat-Nya lebih luas dari lautan dosa seluruh makhluk. Jangan kau siakan kesempatan yang Dia berikan ini. Empat musim masih akan kau lalui. Jadikan musim semi untuk menanam kebaikan, musim panas untuk bersabar, musim gugur untuk memetik pelajaran, dan musim dingin terakhirmu untuk berpamitan dengan tenang."

Adam: (Menangis terisak, menutupi wajahnya dengan kedua tangan) "Ya Tuhanku... ampuni hamba-Mu yang hina ini..."

Izrail: (Berdiri diam menyaksikan tangis penyesalan itu. Suaranya terdengar sekali lagi, penuh ketenangan) "Perjalananmu belum berakhir, Adam. Ia baru saja akan menemukan arah yang benar. Manfaatkan sisa waktumu. Kita akan bertemu lagi, pada waktu yang telah ditetapkan. Semoga saat itu, kau dalam keadaan yang lebih baik."

(Malaikat Maut perlahan menghilang, meninggalkan Adam yang terus menangis, namun kali ini, di hatinya yang hancur, telah tumbuh seberkas harapan dan tekad baja untuk memperbaiki sisa usia yang ternyata sangat berharga.)


######

📚 


@adirhapsody #adirhapsody
alamat email: idoja@pm.me

@adirhapsody | steemit @adie | email : idoja@pm.me | trims sudah berkunjung | jangan berhenti pertanyakan segala sesuatu _
Tentang Blog <<


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kamu bisa bebas berkomentar sebagai anonim.